
Gue bukan menulis untuk mengajari.
Tapi untuk mengenang. Mengungkap. Menggaungkan.
Resonansi ini lahir bukan dari keinginan jadi dikenal. Tapi dari kebutuhan untuk tak membiarkan apa yang sunyi tetap sunyi.
Setiap tulisan di sini adalah potongan-potongan batin yang pernah gue rasakan: kadang sebagai anak, kadang sebagai ayah, kadang sebagai manusia yang lagi nyari makna dari chaos harian.
Buat gue, warisan itu bukan cuma harta atau gelar. Tapi gema batin. Dan semoga gema itu, lewat halaman ini, bisa nyampe ke kamu—yang mungkin pernah merasa sendirian, bingung, atau kehilangan arah.
Terutama buat kamu, Cirila.
Kalau suatu saat kamu baca ini:
Ketahuilah, kamu adalah alasan kenapa suara ini harus terus diperdengarkan.
My Story: Dari Hening Terciptalah Suara
​Gue meyakini bahwa setiap orang menyimpan gema batin yang kadang tidak terdengar di keramaian dunia. Resonansi lahir bukan dari ambisi atau strategi branding. Ia muncul dari ruang-ruang sunyi yang selama ini hanya kudengar sendiri—ruang renungan, kegagalan, keberhasilan, cinta, kehilangan, dan pencarian makna.
​
Nama gue Alfa. Seorang ayah, suami, pemimpi yang ingin meninggalkan lebih dari sekadar jejak di dunia profesional. Aku ingin meninggalkan suara. Suara yang tidak berteriak, tapi menggetarkan. Suara yang barangkali bisa jadi cermin untuk jiwa-jiwa lain yang sedang mencari arah, harapan, atau bahkan teman seperjalanan.
​
Di hidup ini, gue menjelajah banyak dunia—komunikasi, hukum, bisnis, manajemen, human capital management, filsafat, musik, film, literatur, sepakbola, video game, dan entah apalagi nanti. Tapi yang paling sulit bukan memahami dunia luar, melainkan dunia dalam diri.
​
Lewat Resonansi, gue menulis dan menyuarakan apa yang biasanya hanya tinggal di kepala dan batin:
• pertanyaan filosofis
• fragmen emosi
• interpretasi dari buku, film, dan game
• tafsir spiritual pribadi untuk banyak hal
• …dan warisan untuk putriku, Cirila Alexandria Rachmady
​
Jika suatu hari nanti suaraku tak lagi bisa disuarakan, aku ingin Resonansi tetap ada di sini—mengalir, menggema, dan mungkin menyentuh hidup seseorang seperti kamu yang sedang membaca ini sekarang.
​
Terima kasih sudah hadir.
Mau tahu kenapa Resonansi ini begitu personal buat gue?
Contact
Kalau ada cerita, kolaborasi, atau sekadar ingin berbagi resonansi batinmu juga—gue akan senang mendengarnya.