top of page
Search
All Posts


The Origins of Resonansi: Ketika Qalb Mulai Bicara
Aku adalah seseorang yang mudah terpukau. Terlalu mudah, mungkin. Oleh suara, gambar, kalimat, film, ide, atau bahkan senyap pagi yang jatuh diam di sela waktu. Tapi belakangan ini aku menyadari—momen keterpukauan itu bukan sekadar gangguan manis dalam rutinitas. Ia adalah percik. Sebentuk getar. Dan getaran itu terasa seperti sesuatu yang ingin berkata, meski belum punya bentuk kata. Maka lahirlah Resonansi —suara batin yang akhirnya kuberi ruang untuk hidup. Keterpukauan ya
alfahaga
8 hours ago3 min read


Golf: Tentang Diri, Energi, dan Kemenangan yang Sunyi
Golf bukan sekadar olahraga—ia adalah meditasi dalam gerak. Di antara napas, embun pagi, dan ayunan stick yang hening, aku menemukan diriku sendiri. Ini adalah kisah tentang energi, kesunyian, dan kemenangan tanpa tepuk tangan: kemenangan atas ego, bukan lawan.
alfahaga
May 223 min read


"Ah, Itu Cuma Teori": Sebuah Elegi untuk Akal Budi yang Malas
Teori, teori di mana-mana—tapi mengapa hidup tetap berantakan? Dalam esai reflektif ini, kita menyelami ironi ketika teori menjadi tameng, bukan kompas. Ini bukan serangan terhadap ilmu, tapi sebuah ajakan untuk jujur: apakah kita memahami, atau sekadar menghafal?
alfahaga
May 222 min read


Manifesto Resonansi
Resonansi bukan tentang berbicara. Tapi tentang menyimak—suara batin, kehidupan, dan Tuhan. Setiap tulisan di sini adalah dzikir kontemporer, upaya menangkap gema qalb yang pernah berjanji pada-Nya.
alfahaga
May 221 min read
bottom of page